diary traveler kkl


KULIAH KERJA LAPANGAN JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ANGKATAN 2018
DIARY TRAVELER
Tak kenal maka tak sayang kalau kata pepatah maka perkenalkan terlebih dahulu nama ku Vera Sari Patunisa salah satu mahasiswa pendidikan Sosiologi angkatan 2018 kelas A, disini aku akan menceritakan mengenai pengalaman ku selama Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang melakukan kunjungan observasi di Desa ngadas, kunjungan studi di kampung warna jodipan warna-warni, kunjungan studi di kampung tridi, kunjungan studi di SMA Selamat Pagi Indonesia dan terakhir hiburan ke Jantim park 3, yang jelas banyak perjalanan yang tidak bisa ku lupakan seru menarik  intinya banyak pengalaman baru deh yang saya dapatkan selamat menikmati enjoy hehe.
Hari pertama KKL
13 januari 2020 adalah hari yang ku nantikan, aku sangat antusias sekali mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Lapagan (KKL), sekitar jam 04.25 saya terbangun oleh suara alarm hendphone, aku terbangun dan bergegas untuk sembahyang dan mandi, aku tidak sarapan karna maklum aku tidak bisa sarapan pagi karna takut tiba-tiba ke wc taulah hehe, setelah semua kegiatan selesai aku mengecek kembali semua barang yang akan ku bawa selama KKL berlangsung, dari mulai pakaian alat mandi alat solat dll sudah ku siapkan dengan rapi di tas ku dan tak lupa kertas kecil yang ku buat untuk mengecek setiap hari nya barang yang ku bawa nyatanya aku pelupa makanya selalu menuliskan barang bawaanku agar tidak hilang, pukul 05.20 saya bergegas pergi dari kos memakai sepedah motor ke depan hall Rektorat UNY karna di sanalah pemberangkatan rombongan KKL kami, sesampainya aku sudah di suguhkan dua bus besar yang akan mengantarkan kami selama KKL berlangsung tak lama kemudian kami disana berkumpul untuk mendengarkan dosen pembingbing kami menuturkan peraturan dll selama KKL berlangsung dan setelah itu kami tidak lupa untuk berdo’a bersama demi keselamatan kelancaran KKL kami. Dan kami pun bergegas berangkat.
            Di tengah-tengah perjalanan yang cukup panjang di bis aku menghabiskan berkaroke bersama teman-teman ku , dan selang beberapa jam aku tertidur. Kami menghabiskan perjalanan sekitar 6 sd 7 jam lamanya, sesampainya di batu malang sekitar siang hari, bus pun berhenti di sebuah rumah makan yang bernama Brawijaya kami pun bergegas untuk makan siang, dan aku langsung menyantap makan siang dengan lahap karna lapar di perjalanan yang melelahkan maklum dari pagi aku tidak makan hehe, dan setelah makan kami beristirahat dan solat bagi yang beragama islam. Setelah itu aku lupa belum mengabari orang tua ku karna kendala tidak ada paket data, dan aku bergegas untuk memberi tahu kepada mas ibnu selaku tour leader kami selama KKl untuk mengantarkan aku dan tiga temen ku mencarikan paket data internet dan kami bergegas pergi dengan menaiki mobil tidak jauh dari lokasi saya makan sampailah kami di penjual paket data dan kami pun cepat-cepat bergegas kembali ke rumah makan Brawijaya karna takut terlambat, setelah itu kami melakukan brifing dan berpisah dengan bis. Kami akan melakukan perjalanan ke Desa Ngadas dengan menaiki shuttle dengan shuttle yang berisikan 18 orang penumpang, aku bergegas menaiki shuttle dengan shuttle yang ku pilih yaitu shuttle warna hijau, karna tidak teratur kami cepet-cepat untuk menduduki kursi pilihan kami karna sadar aku takut terjadi Sesutu misalnya mabuk perjalanan maka ku putuskan dekat dengan jendela, kami pun bergegas pergi meninggalkan rumah makan dan berangkat ke Desa Ngadas 2 jam perjalanan cukup lumayan berat karna di perjalanan jalan yang sangat mengerikan, nanjak terus terusan mengakibatkan saya ga bisa tidur di perjalanan namun tergantikan oleh pemandangan yang indah sekali, di tengah perjalanan shuttle yang kutumpangi sedikit kendala untung saja ada warga yang membantu menganjelkan  batu ke ban shuttle nya dan perjalanan kami dimulai lagi sedikit was-was kami semua berdo’a dan tiba-tiba sudah dekat dengan desa Ngadas shuttle ku banyak asap dan munculkan dari kursi bagian depan yang di duduki oleh dua orang teman ku dan saat aku melihat kepinggir ada percikan api yang terjadi semua temen-temen ku yang menaiki shuttle itu panik dan ketakutan, bapa sopir pun begegas memberhentikan shuttle di samping jalan beberapa teman-temanku bergeges berlarian keluar dari shutttle untuk menyelamatkan diri dan beberapa cowo teman saya membantu bapa sopir untuk menahan shuttle dengan batu di semua ban nya, dan salah seorang teman ku bergegas mematikan api dari dalam, untungnya kami semua selamat namun ada beberapa rekan ku yang setelah mengalami musibah ini terjadi asma dan nangis-nangis beberapa menit kami menunggu shuttle dan akhirnya kami menaiki shuttle tersebut dengan muka panik kaki bergetar.           
   
   
        Pak moyo adalah salah satu warga desa Ngadas yang rumahnya di huni oleh aku dan 7 teman-teman ku sedikit terkejut karna rata-rata rumah yang aku lewati bagus bagus semua jauh dari bayangan saya, rumah-rumah bertingkat dan modern. Di rumah pak moyo aku di persilahkan masuk dan diterima baik oleh istrinya dari raut muka mereka Nampak terlihat senang dengan kedatangan kami disini, sesampainya disanapun kami beristirahat dengan berbincang-bincang bersama pak moyo dan istrinya. Setelah itu kami bergegas membagi kamar dan bergegas membersihkan diri, setelah menunggu giliran untuk membersihkan diri aku mencoba untuk mandi karna air nya nampak segar, namun setelah itu aku dan teman-teman mengigil karna tidak tahan dengan air dan udara nya. Tidak lama kemudian kami di berikan makan sederhana kelihatannya enak sekali menu yang disajikan sambal ikan asin sayur dll, jadi kangen masakan di rumah hehe, dan tak lupa istrinya pak moyo menyiapkan teh panas, makan enak minum enak sekali dengan di suguhkan tungku yang lumayan menghangatkan badan ku, dan setelah selesai makan kami merapihkan bekas makan minum kami dan kami pun berbincang-bincang tentang adat, larangan dll. Pak moyo menyampaikan bahwa larangan yang tidak boleh kami lakukan selama tinggal di rumah ini ialah kami tidak boleh melewati atau melangkahi tungku yang ada di rumah ataupun dimana saja ketika kami menemukan itu, karna mereka menganggap tungku di sanah sakral, dan setiap rumah di desa ngadas memiliki tungku yang mana setiap tahun sekali tungku tersebut di beri sesajen dan di jampi oleh pa dukun di samping itu terdapat meja agar tidak bisa dilewati oleh orang. Setelah itu kami meminta izin untuk melanjutkan aktifitas kami untuk pergi ke balai desa untuk melakukan FGD, jarak dari rumah kami ke balai desa rupanya sedikit jauh karna nanjak aku bersama empat temanku sampe kehabisan nafas karna jalan cepat dan takut terlambat untuk mengikuti FGD, sesampainya di balai desa kami duduk dan mendengarkan, acara FGD di hadiri oleh pak kepala desa dan mbah dukun yang mana mereka berdua menjelaskan adat kebudayaan pada masyarakat disana dan ditutup oleh pertanyaan-pertanyaan dari teman-teman, setelah itu kami pergi ke rumah pak moyo untuk beristirahat haduh nampaknya semua teman-teman saya kelelahan, sudah membersihkan diri dan ibadah kamipun tertidur lelap.



Hari kedua KKL  
Pagi itu rekan-rekan ku membangunkan ku, tetapi aku tidak lekas bangun karna badan ku terasa sakit aku urungkan tekad untuk bangun, namun teman-teman ku sangat antusias sekali karena mereka melihat keindahan yang luar biasa di samping rumah yang kami tempati, tidak lama kemuadian hanya tersisa aku dengan salah seorang teman ku, yasudah kami berdua bangun untuk mandi dan membantu ibu membuat sarapan pagi. Setelah kami membersihkan diri kamipun membagi-bagi tugas ada yang cuci piring dan ada juga yang membereskan tempat tidur kami semua, setelah itu dengan badan dingin kami pun cepat-cepat untuk membereskan tugas kami semua, dan menyantap sarapan pagi yang kesekian kalinya enak hehe. Setelah makan kami pun bersiap-siap untuk melanjutkan aktifitas kami, namun pak moyo menawarkan kami untuk melihat pemandangan desa Ngadas di atas rumahnya dan kamipun dengan antusias langsung menuju ke sana dan sungguh luar biasanya indah sekali dan kami berfoto, setelah itu kami di ajak pergi oleh istri pak moyo untuk menyaksikan upacara adat Galungan dan Barikan yang lokasinya di rumah kepala desa. Sesudah hampir sampai sedikit terkejut banyak sekali seserahan yang tampak di letakan di pinggir jalan yang beralaskan terpal menurut salah satu warga upacara Galungan merupakan upacara yang di gelar yang bertujuan untuk membersihkan pekakas atau alat tani khususnya yang berbau tajam sehingga alat terserbut tidak melukai diri mereka. Sedangkan barikan merupakan upacara yang bertujuan untuk memohon kepada alam agar warga desa Ngadas dijauhkan dari dampak gempa bumi dan gerhana. Nah kedua upacara tersebut bisa juga di jadikan sebagai rasa syukur warga desa Ngadas kepada bumi, seserahan yang di bawa masyarakat tersebut di do’akan oleh mbah dukun dan setelah itu satu persatu masuk ke rumah pak kepala desa untuk memberikan setengah dari makanan yang mereka bawa dan separuhnya lagi mereka bawa pulang ke rumah.  
Setalah acara tersebut selasai kamipun di beri waktu untuk beristirahat dan mengemasi barang-barang yang kami bawa, namun di sela-sela waktu kosong aku dan teman-temanku pergi mencari makanan ringan, maklum di tempat dingin cepat lapar, kamipun menemukan sebuah warung yang dekat dengan SDN Ngadas dan kamipun memesan pop mie dan memakan di sana berbarengan dengan anak-anak sekolah, kata ibu penjual si warung penjual tersebut selalu di jadikan basecamp anak SMP, sedikit perbincangan kami dengan anak SMP tersebut di mulai aku memasuki warung sedikit terheran-heran nampaknya 3 orang laki-laki remaja SMP dengan telinga kanan memakai anting dan di tangannya memegang rokok dan bermain games, aku beranikan diri untuk masuk dan berbincang dengan mereka aku memperkenalkan diri terlebih dahulu dan teman-teman ku juga ikut berkenalan yang ku simpulkan dari perbincangan kami mereka belajar tidak sesuai jam melainkan mereka belajar jika ada guru saja dan nanti ada teman yang akan memberitahunya, mereka sudah mengenal games sejak SD, dan mereka memakai motor tanpa ada SIM, sudah maju nampaknya karna mereka sudh mengenal teknologi namun salut mereka berbeda agama namun mereka saling bertoleransi. Di samping itu aku bersama teman-teman kuberbincang-bincang bersama ibu pedagang tadi, nampaknya mereka sering berkegiatan tersebut di warungnya dan ibu penjual warungpun menuturkan “disini kekurangan tenaga pendidik mba, disini kami belajar jika ada guru karna guru nyapun di bayar seiklasnya dan jika anak-anak mau maju pasti oleh orang tuanya di sekolahkan di bawah yang notaben nya full day school dan terjamin” miris mendengarkannya namun pukul 11 lebih kami harus pergi karna ada agenda selanjutnya. Sesampainya di rumah kami pun bergegas berkemas dan makan siang setelah itu kami ibadah dan berpamitan kepada pak moyo dan istrinya.





Siang hari kami meninggalkan desa ngadas dan bergegas pergi ke kampung wisata jodipan atau yang lebih di kenal kampung warna warni dan kampug wisata Tridi yang tidak jauh letaknya dari lokasi kampung warna-warni dengan penuh kecemasan kami menaiki shuttle dan semuanya tak luput selalu berdo’a. sesampainya di lokasi tersebut kami mendengarkan FGD dan setelah itu lanjut mewawancarai dan membuat video sambil berkeliling di kampung jodipan dan kampung tridi takjup dengan kedua kampung ini mereka mengelola sendiri dan beruntung aku bisa melihat pengrajin gantungan hasil karya dari kampung tridi tidak banyak berbicara hanya bertegur sapa dan sebentar menyaksikan pembuatannya karna harus lanjut berkeliling.


Sekitar jam 5 sore kami bergegas pergi untuk makan malam dan beribadah setelah itu kamipun berpindah menaiki bis untuk melanjutkan kegiatan dan kami menuju transformer center untuk menyaksikan pertunjukan siswa-siswi dari SMA Selamat Pagi Inonesia. Pertujukan berlangsung selama 30 menit dan setelah itu kami menuju ke hotel untuk pembagian kamar, selanjutnya kami membersihkan diri dan mandi dan bersiap untuk tidur, namun perutku lapar sekali dan banyak teman-teman berburu makanan pada malam hari yasudah kami sekamar pergi untuk menikmati kuliner di daerah batu dan kami memilih alun-alun batu sebagai tempat kuliner makan malam, sesampainya disana banyak sekali makanan yang tersedia dan kami memilih bakso malang sebagai santapan pertama kami, dan melanjutkan kuliner yang kedua yaitu pos ketan konon makanan hitz di malang, namun sayang badan kami lelah dan bergegas untuk kemabali pulang ke hotel.

HARI KE TIGA
            Pagi jam 5 kami bangun untuk malakukan kegiatan selanjutnya dan kami menunggu antrian mandi dan tidak lupa kami berkemas karna kami jam 8 harus keluar dari hotel tersebut. Dan setelah mandi, beres-beres barang dll kamipun sarapan pagi dengan lauk pauk yang nikmat, setelah sarapan kami berlanjut ke ruang aula untuk mendengarkan FGD dan setelah itu kami disuguhkan penampilan dari SMA Selamat Pagi Indonesia dan keren sekali di setiap penampilannhya. Setalah itu kami di bagi kelompok untuk berkeliling melihat SMA Selamat Pagi Indonesia kami beranggotakan 8 orang dipandu oleh salah seorang murid yang bernama dita untuk mengantarkan kami melihat-lihat disana, pertama kami mengunjungi hotel Tranformers center kami di berikan penjelasan mengenai hotel yang mengelola, omset pertahunya, dll setelah itu kami berlanjut melihat ruang kelas, mulai dari IPA dan IPS melihat asrama, melihat seperti apa kewirausahaan, melihat produk yang di hasilkan disana, restaurant dll namun sayang tidak kami jumpai semua karna waktu yang tidak cukup, keren sekali murid di sanah memiliki kemampuan yang beragam mulai dari kewirausahaan, membuat produk, menciptakan tampilan untuk pengunjung, mengelola restaurant dll mereka semuanya ada divisinya masing-masing untuk mengembangkan bakat dan keterampilannya, setiap divisi memiliki target yang akan di tempuh, strategi yang mereka miliki juga menjadikan mereka berpikir keras supaya berhasil, murid SPI selalu menanamkan 9 pilar yaitu, Action Quotient, Social Quotient, communication Quotient, Creativity Quotient, Financial Quotient, Adversity Quotient, Intelegence Quotient, Emotional Quotient, Spiritual Quotient. 
            Setelah itu kami melanjutkan games perkelompok menarik sekali karna permainan nya semuanya menantang dari ninja warior sampe mengisi air kedalam botol dengan bahan baju ga kebayangkan hehe bayangkan deh coba, dari tantangan satu sampe terakhir seru sekali dan sayang waktu selalu tidak memungkinan dan kamipun harus bergegas kumpul di lapangan. Dan ternyata di luar ekspektasiku muncul air mancur dan lantunan musik yang mengiringi air di tengah-tengah kami semua dengan tampilan kami yang basah kuyup bau lumpur campur aduk deh namun kami meresa senang sekali kapan lagi aku bisa basah-basahan dan berjoget bersama teman-teman ku. Setelah itu kami berekmas dan kembali ke aula setelah itu kami FGD bersama salah satu alumni SPI dan melanjutkan perjalanan kami ke jatim park 3.








            Hari yang membahagiakan dan melelahkan kami lanjut pergi ke Jatim park 3 sesampainya di sana kami diberi waktu satu jam untuk bermain di sana dan saya bersma 9 orang mencoba wahana zombie dengan tiket masuk Rp. 15.000 lumayan murah makanya kami masuk ke wahana tersebut kami di bagi menjadi 2 kelompok aku berlima dengan teman ku dan baru saja masuk mental kami sudah payah, kami jalan pelan-pelan karna kami ketakutan dan semua memegangi teman pemberani saya yaitu ridho namanya dengan penuh keteganggan kami melewati dan berteriak, aku sesekali berteriak karna rasanya badan ku gemeter semua dan lemes haduu memang wahana ini menguji adrenaliku dan setelah keluar kami menceritakan di dalamnya kepada teman kami yang tidak ikut sembari menunggu grup 2 dan setelah menunggu kami bergegas untuk menaiki bis untuk makan malam setelah makan malam saya pun berbelanja tak lupa aku belanja untuk kedua sodara ku.

Segitu saja perjalanan KKL saya mohon maaf banyak kata yang salah, kali ini aku senang KKL ini karna di semua acara menarik bagiku sampai jumpa :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UTS SOSIOLOGI BENCANA